TRIBUNJABAR.ID, CIMAHI – Untuk membuat produk Vending Machine dan E-Money dengan kurun waktu hanya 24 jam, siswa SMKN 1 Cimahi, Rina Hikmawati (19), Muhammad Rowdoh (18) dan Ahmad Herdiansyah (18), harus mengorbankan waktunya untuk istirahat, bahkan mereka mengaku tidak tidur sama sekali.

Produk tersebut dibuat untuk dilombakan dalam lomba Smart Hackathon 2018 Financial Literacy Millennials tingkat nasional yang digagas Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) RI di Jakarta pada Desember 2018.

Butuh perjuangan untuk membuat produk tersebut, siswa kelas XIII jurusan Teknik Elektronika Industri itu, harus susah payah membawa peralatan dan bahan-bahannya ke Jakarta demi bisa mengikuti lomba tersebut.

“Selama 24 jam kita tidak tidur untuk membuat alat ini, kendalanya waktu hanya sebentar, sehingga persiapannya harus matang,” ujar Rina Hikmawati saat ditemui di SMKN 1 Cimahi, Senin (7/1/2018).

Selain merancang Vending Machine dan E-Money, mereka juga harus memikirkan design web dan komponen elektroniknya agar mendapat nilai lebih dari juri saat mengikuti perlombaan.

“Jadi kita harus bagi-bagi waktu, siapa yang melakukan solder komponen elektronik, yang membuat programnya siapa dan layouting bagaimana. Sehingga kita harus jago mengatur waktunya,” katanya.

Perjuangannya tidak sia-sia, karya mereka membuahkan hasil. Saat mengikuti perlombaan mereka bisa menjadi juara dua dan mendapat apresiasi dari pihak sekolah.

Kendati demikian, Rina mengaku belum puas dengan hasil karyanya itu, karena pihak sekolah menginginkan pengembangan Vending Machine tersebut agar bisa lebih besar.

Saat ini Vending Machine yang berbentuk kotak tingginya hanya sekitar 40 sentimeter dan lebarnya 30 sentimeter, sehingga mereka berencana akan membuat produk tersebut lebih besar.

“Nanti kita akan melakukan pengembangan, Vending Machine akan kita buat tingginya 1,6 meter seperti Vending Machine biasa yang sudah dikenal masyarakat. Tapi kita lagi pikirin untuk komponennya,” ucapnya.

Baca juga :   79 Siswa SMK Negeri 1 Cimahi Lolos ke Perguruan Tinggi Negeri Melalui jalur SNBP tahun 2023

Menurutnya, dalam membuat produk tersebut yang menjadi kesulitan yang saat membuat software dan hardware karena biasanya untuk membuat itu sebetulnya membutuhkan waktu satu bulan.

Namun mereka sudah mempersiapkan sejak jauh hari sebelum mengikuti perlombaan dan itu hanya dilakukan oleh tiga orang, sehingga saat hendak mengikuti perlombaan ada rasa khawatir.

“Kita khawatir takut gak jadi karena saat lomba ada tiga sekolah yang produknya IOT (Internet of Things) sehingga produknya harus berbasis hardware,” kata Rina.

Ahmad Herdiansyah menambahkan, semua biaya yang dikeluarkan untuk membuat vending mesin ini memang dari uang saku mereka sehingga sedikit terkendala untuk membeli bahan-bahannya.

“Jika dinominalkan untuk membuat bahan ini seharusnya bisa mencapai Rp 4 juta. Tapi kita tidak mengeluarkan uang sebesar itu karena memanfaatkan alat dan bahan-bahan yang ada,” kata Ahmad.

Rencananya, mereka bakal mempresentasikan Vending Machine kepada pihak sekolah pada 21 Januari mendatang dan yang akan akan dipaparkan yakni seputar kegunaan produk tersebut.

Untuk diketahui, Vending mesin ini, sama halnya seperti mesin penjual otomatis, yakni dari dalam mesin itu bisa mengeluarkan berbagai barang atau makanan secara otomatis dengan menggunakan barcode dari E-Money.

“Nantinya produk Vending Machine dan E-Money bisa digunakan untuk membeli makanan di kantin sekolah, peminjaman alat praktik, peminjaman buku di perpustakaan hingga absensi siswa,” katanya.

 

Sumber berita :

  • https://jabar.tribunnews.com/2019/01/07/untuk-menciptakan-vending-machine-dan-e-money-ini-pengorbanan-yang-dialami-siswa-smkn-1-cimahi

By Admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

18 − = 12